Sempat Hampir Menyerah karena Sesak Nafas Hebat & Asam Lambung Tinggi,
Ling Shen Yao Membantu Proses Pemulihan Saya dari Covid 19
Read the Journal
Yuyun, 75 tahun, Wiraswasta
Di usianya yang genap 75 tahun pada bulan April 2021, Ibu Yuyun, begitu biasa Ia disapa, masih aktif menjalankan bisnis atau melakukan kegiatan sosial yang diadakan gereja. Perempuan berdarah sunda ini memang masih terlihat cantik dan fit di usia senjanya.
“Saya terbiasa mandiri, apalagi setelah ditinggal suami 15 tahun lalu. Saya tidak mau merepotkan anak-anak atau cucu-cucu Saya,” ujar Ibu dari 3 anak dan 7 cucu itu.
Akan Tetapi sejak Pandemi Covid 19 ini, Yuyun lebih memilih lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah, dengan merawat tanaman, memasak, membaca atau berkumpul bersama keluarganya.
Namun siapa sangka, justru dari acara makan malam keluarga itulah Ia terpapar Covid 19. “Dua hari setelah acara makan malam itu, tepatnya tanggal 22 Juni 2021, sebenarnya Saya sudah merasa tidak enak badan tapi tidak begitu dihiraukan. Bahkan keesokanharinya saya tiba-tiba jatuh, badan seperti tidak bertenaga. Saya kehilangan keseimbangan ketika mau menaiki anak tangga,” Ujar Yuyun.
Yuyun belum menyadari kalau mungkin saja kala itu Ia sudah terpapar, hingga menantunya memberi kabar kalau salah seorang kerabat mereka yang saat itu ikut dalam acara makan malam, positif covid19. Dari situlah, Ia dan semua anggota keluarganya ditest SWAB.
“Dari test SWAB itu, Saya salah satu dari 3 orang yang hasilnya Positif. Jujur saya syok, karena selain dari faktor usia, komorbid asthma yang saya miliki sejak muda, membuat saya khawatir memicu gejala yang berat seperti yang banyak diberitakan,” kata Yuyun.
Yuyun langsung isolasi mandiri di rumah dimana Ia tinggal bersama anak bungsunya. Gejala batuk kering mulai muncul di hari pertama isolasi mandiri, disusul demam di hari ke dua. Meskipun sudah mengonsumsi obat batuk dan demam, tapi gejalanya masih hilang timbul.
Di hari ke 3 muncul gejala baru, mual dan sakit kepala. “Mual makin menjadi-jadi, karena saat itu Saya mulai stress, asam lambung saya jadi makin tinggi. Anak Saya akhirnya meminta tenaga medis untuk memasangkan infus obat lambung, dan vitamin karena obat oral sudah tidak bisa masuk,” kata Yuyun.
Karena komorbid asthma yang Ia miliki ditambah dengan tingginya asam lambung memicu gejala sesak nafas, mengakibatkan saturasi oksigen turun hingga angka 88. Yuyun harus menggunakan alat bantu pernafasan (tabung oksigen) supaya saturasinya ada di angka 95.
Deni, Anak bungsu Yuyun menambahkan bahwa kondisi Ibunya saat itu tidak stabil. Apalagi saat sesak nafasnya kambuh, sangat mengkhawatirkan.
“kami beberapa kali sempat akan membawanya ke UGD namun karena hampir semua rumah sakit di Bandung penuh, kami urungkan niat tersebut,” tutur Deni.
“Kami putuskan untuk merawatnya di rumah, tentunya dengan tetap berkonsultasi dengan dokter, yang masih terbilang kerabat,” tambah Deni.
“Obat-obatan yang dikonsumsi hanya pada saat gejala timbul, seperti obat batuk, demam dan mual. Namun untuk obat herbal yang terus dikonsumsi untuk menjaga daya tahan tubuhnya tetap bagus, Ibu saya minum Ling Shen Yao. Obat Herbal yang sudah sering digunakan keluarga kami, baik untuk pengobatan maupun untuk menjaga daya tahan tubuh,” ujar Deni.
Yuyun diberi Ling Shen Yao oleh keluarganya, dari hari pertama isoman. Karena Ling Shen Yao sudah dikenal dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan ini sangat membantu ketika kondisi Yuyun semakin drop di hari ke 10 isoman. Kondisinya sudah keliahatan makin lemah, berat badan turun sampai 2,5kg. Makanan sulit masuk, karena mual yang belum juga mereda. Ditambah gejala anosmia yang mulai timbul.
“Langkanya oksigen saat itu juga membuat kami sekeluarga was-was. Karena Ibu saya benar-benar sangat tergantung dengan alat bantu pernafasan. Begitu regulator oksigen dilepas, saturasi bisa turun lagi ke angka 80-an. Setidaknya butuh 2 tabung oksigen ukuran 1m3, setiap harinya,” Lanjut Deni.
Di hari ke 13 isolasi mandiri yang menurut Deni, Ibunya mengalami puncak kritis. Batuk namun sulit mengeluarkan dahak disertai Sesak nafas yang makin menjadi, volume regulator yang biasanya dikisaran 2, saat itu harus dimaksimalkan hingga 6. “Kondisi ibu saya makin lemah, tatapan mata terlihat kosong. Kami tidak ingin melihatnya menyerah, kami terus memberikan semangat dan doa,” kenang Deni.
Tuhan mendengar dan mengabulkan doa keluarga Yuyun, keesokan harinya sesak nafas mulai reda, demam mulai turun, kondisi mulai terkendali. “Badan Saya berangsur pulih setiap harinya, nafsu makan mulai membaik, seiring dengan pulihnya anosmia dan mual yang mulai reda,” kenang Yuyun.
“Dari hari ke 15 sampai 21 isolasi mandiri, daya tahan tubuh saya terus membaik, sehingga punya kekuatan untuk melawan virusnya. Dan saya rasa Ling Shen Yao turut membantu proses penyembuhan dan pemulihan Saya. Di hari ke 21 itu juga, saya tes PCR hasilnya negatif,” Ujar Yuyun.
“Saya Bahagia dan mengucap syukur pada Tuhan yang telah memberikan kesembuhan juga masih memberikan kesempatan kepada Saya untuk berkumpul Bersama keluarga. Kita tidak akan pernah tahu Bagaimana dan kapan kita akan terpapar virus. Tugas kita berikhtiar untuk mencari kesembuhan dengan tidak lupa berdoa,” pungkas Yuyun.